Untuk lebih memahami tentang Candi Borobudur dan tampilan batunya secara lebih terperinci maka Anda dapat mengikuti tur atau menyewa pemandu wisata resmi.

Jelajahilah keseluruhan relief di Borobudur yang mencerminkan ajaran Budha Mahayana dimana semakin ke atas semakin menyimbolkan tingkat kesempurnaan. Bagian paling bawah atau Kamadhatu menggambarkan perilaku penuh angkara murka dan hawa nafsu yang menyebabkan seseorang masuk neraka jahanam. Bagian tengah meliputi empat tingkat dinamakan Rapadhatu, tempat manusia dibebaskan dari nafsu dan hal-hal duniawi. Sementara bagian teratas termasuk tiga teras melingkar yang mengarah ke pusat kubah disebut Arupadhatu atau tempat para dewa bersemayam (nirwana).

Sebenarnya ada relief Karmawibhangga yang tertimbun di tanah dan menggambarkan perbuatan mansia yang mengikuti hawa nafsunya, seperti bergosip, membunuh, menyiksa, dan memerkosa. Bahkan ada juga adegan-adegan seks dalam berbagai posisi. Sejumlah pendapat menyebutkan bahwa relief tersebut ditimbun karena dianggap kurang pantas dipertontonkan tetapi ada pula yang berpendapat penutupan ini semata-mata demi kestabilan posisi candi agar tidak amblas.

Tahun 1885, arkeolog JW Yzerman sempat mendokumentasikan dan merekam relief ini kemudian dibukukan tahun 1931. Buku aslinya kini ada di Museum Nasional, Jakarta. Sedangkan klise aslinya disimpan di Museum Tropen, Amsterdam mengingat statusnya milik Pemerintah Belanda sementara Pemerintah Indonesia memiliki replika seluruh foto tersebut.

Sekitar tahun 1890-1891, bagian yang tertutup itu dibuka seluruhnya oleh fotografer Kasiyan Chepas untuk dipotret satu per satu. Batu bervolume 13000 meter kubik ini diangkat, lalu dikembalikan lagi ke posisi semula. Hingga hari ini, bagian itu ditimbun tanah sehingga tidak bisa dilihat. Ada tiga panel di bagian tenggara candi yang terbuka diduga karena proses penutupan kembali yang tak sempurna.

Bila Anda telah mencapai puncak candi maka beristirahatlah dan nikmati pemandangan indahnya. Di bagian atas Borobudur Anda akan menemukan ruang kosong yang merupakan simbol kesempurnaan. Selama Anda di bagian puncaknya, nikmatilah pemandangan gunung yang hijau dan lebat di sekitarnya, dan rasakanlah hembusan angin yang lembut. Anda bebas untuk mengambil sebanyak mungkin objek foto indah yang Anda inginkan.

Kepercayaan masyarakat lokal menyebutkan bahwa jika Anda telah berada di puncak candi dan memiliki satu keinginan sungguh-sungguh, lalu tangan Anda menjangkau dan menyentuh sosok Sang Buddha di dalamnya, maka permintaan Anda akan terwujud.

Anda dapat mencatat beberapa cerita menarik dari ukiran dari relief candi ini karena ada banyak cerita menarik di dalamnya. Pastikan pemandu wisata Anda menceritakan rentetan cerita yang terdapat dalam ukiran batu. Jika Anda seorang penulis atau penyair mungkin ada cerita yang dapat menginspirasi Anda.

Hal menarik lainnya dari Borobudur adalah bukit Manoreh di selatan. Jika Anda melihatnya dengan seksama nampak garis kontur bukit-bukit berbentuk seperti orang tidur seolah Borobudur tampak berdiri tegak di samping "orang tidur".

Candi Borobudur memiliki 100 talang air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.

Museum Samudera Raksa akan memberitahu Anda tentang sejarah perdagangan Indonesia dan Afrika di zaman kuno dan bagaimana upaya modern untuk menciptakan kembali rute perjalanan ini.

Di Museum Karmawibhangga tersedia sumber informasi lengkap tentang tempat megah ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top